Sugeng rawoh

Sugeng rawoh

Cahaya hati

Cahaya hati

Rabu, 07 April 2010

KEPRIHATINAN

Cerpen karya : Nurul Azizah


“Kita tidak bisa begini terus,Man,kita harus bekerja dan berusaha agar kita dapat berlangsung hidup.“ kata ibunya di malam kelam itu.“Bekerja berusaha bagaimana, Bu ?“Apakah aku harus bekerja?
“Bukan kau yang bekerja,Man.Mana bisa kau bekerja kau kan masih kecil,baru kelas 6 SD.”
“Jika perlu ,tidak sekolahpun tak apa-apa Ibu.
”Jangan Man,kau harus tetap bersekolah,”bilang Ibunya wajah penuh harapan.
“Begini lho,Ibu mau coba-coba mmbuat kue,biar kau yang menjajakannya.”
“Wah itu ide yang bagus Bu,menyenangkan benar.Aku mau menjajakannya sewaktu pulang sekolah,”Kata Parman dengan mata yang penuh dengan kesungguhan.
“Baiklah,besok Ibu akan ke pasar untuk membeli bahan-bahannya dulu.Lusa bisa kau mulai.”Kata Ibunya tersenyum.

Esok harinya saat Parman berangkat ke sekolah,Ibunya pergi ke pasar membeli bahan-bahan untuk membuat kue.
Pukul 03.30 Parman dan Ibunya sudah bangun.Kemudian mereka melaksanakan sholat subuh Parman menemani Ibunya mencuci beras dan ketan,mengupas dan memarut kelapa,serta membelah kayu.
“Kau bisa menggoreng bawang,teri dan telur,Man?”Tanya Ibunya.”
“Bisa Bu,” kata Parman sambil meniup api di tungku/istilah Jawa pawon.
“Hati-hati,Man.Jangan sampai hangus!”
Sibuk benar Ibunya membuat nasi uduk,ketan urap,kue mangkok dan kue lapis.Ibunya tersenyum bahagia karma Parman rajin bekerja.Dalam benak hatinya ia berkata,”Ya Allah,ternyata anakku tau diri,patuh,rajin dan mau membantu Ibunya yang susah semenjak Ayahnya meninggal.”

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 05.45.Parman segera mandi dan langsung berkemas-kemas untuk segera berangkat Sekolah.Kemudian Parman berpamitan kepada Ibunya untuk berangkat menuju kesekolah.

Di Sekolah Parman mengikuti jalannya pelajaran dengan tekun.Setelah pukul pukul 13.00 pelajaranpun usai.Parman segera bergegas pulang .Sesampainya di rumah,setelah makan siang,Parman segera menjajakan kue hasil buatan Ibunya.
“Nasi uduk,ketan urap,kue mangkok,ku lapis!”Teriak Parman sambil berjalan masuk lorong keluar lorong jalan di dalam kampung.kalau ada yang memanggil,Parman berhenti sebentar,kemudian berjalan lagi sambil menyeruakan jualannya.Dagangannya kadang-kadang cepat habis,kadang-kadang tidak.Itulah namanya usaha.
Jualan kue tidak selamanya senang,sering anak-anak itu mengejeknya.Parman tetap diam walaupun sesungguhnya di dalam hati kesal,tetapi akhirnya mereka bosan sendiri.Mereka diam dan tidak mengejek lagi.
Seperti biasa Parman menjajakan kuenya sambil berteriak.
“Nasi uduk,kue mangkok ,kue ketan urap,kue lapis!”
“Hai kue,kesini!” panggil seorang Ibu.
Parman masuk kepekarang rumah.Beberapa anak mengerumuni Ibunya.
“aku minta kue,Bu.Aku minta kue,Bu!” suara anak-anak itu saling berebut.Mereka tampaknya sehat-sehat,gemuk dan lucu.
Tiba-tiba ada seorang bapak menegur Parman.
“Kau dagang kue,ya,Man?” parman terkejut dan menoleh.Ternyata gurunya sendiri.Parman tidak menjawab.Ia menundukkan kepalanya karena malu.
“Siapa,Pak?” tanya istri Pak guru.
“Muridku,murid terpandai dan bintang kelas,” jawab Suaminya.
“sudah lama kau jualan kue,Man?” tanya pak guru.
“Semenjak Ayah meninggal,Pak!” jawab Parman perlahan karena sedih.
“Ayahmu sudah meninggal?Kami tidak pernah tau hal itu,” kata Pak gurunya perlahan.
“Ya,Pak,tidak apa-apa,Pak!” jawab Parman gemetar.
“Senang hatiku melihat kau jualan kue,Man.Kau memang anak yang rajin membantu Ibumu,juga rajin belajar tentunya.” kata Pak guru penuh haru.
“Terima kasih,Pak!” jawab Parman.
Waktu pulang Pak guru memberi 10 buah buku tulis.”Terima kasih Pak,terima kasih Bu.” kata Parman gemetar.Kemudian ia pamit dan diiringi pandangan kasihan dari Pak guru dan Istrinya.
Dari jauh masih terdengar suara anak-anak Pak guru,”Besok datang lagi ya,kuenya enak.” Parman menoleh dan tersenyum sambil melambaikan tangannya.Tak lama kemudian terdengar kembali suara Parman menjajakan kuenya.”
“Nasi uduk,kue mangkok,kue ketan urap,kue lapis!”

dan di dalam hati Pak guru berbicara.”Seandainya banyak generasi muda seperti Parman betapa senangnya Dunia ini!!”

The End

13 komentar:

  1. cerpennya memang agak menarik akan tetapi jalan ceritanya kurang dapat dipahami seharusnya konflik cerpen tersebut dipertegang antara parman dengan tokoh lainnya (78)

    BalasHapus
  2. cerpennya menarik tapi end ya kurang dapat dipahami da konfliknya di pertegang lagi(70)

    BalasHapus
  3. Cerpennya sudah bagus, tapi konfliknya kurang. Misalnya saat jualan teman-teman Parman menjahilinya dengan menjatuhkan semua dagangannya(kue). Atau saat berjualan Parman tertabrak mobil/motor sehingga ibunya bingung harus berbuat apa.
    Terima kasih.(68)

    BalasHapus
  4. Cerpennya sudah bagus, tapi konfliknya kurang. Misalnya saat jualan teman-teman Parman menjahilinya dengan menjatuhkan semua dagangannya(kue). Atau saat berjualan Parman tertabrak mobil/motor sehingga ibunya bingung harus berbuat apa dan end ya kurang dapat dipahami da konfliknya di pertegang lagi serta jalan ceritanya kurang dapat dipahami seharusnya konflik cerpen tersebut dipertegang antara parman dengan tokoh lainnya
    aku beri nilai 80

    BalasHapus
  5. cerpennya cukup menarik, tapi alurnya kurang jelas dan juga konfliknya kurang menegangkan. Tapi aku salut sama tokohnya, karena dia tidak merasa malu dgn teman - temannya saat berjualan kue, dan dia punya sifat pekerja keras. So...aku kasih nilai 75

    BalasHapus
  6. cerpennya sudah bagis tapi ketegangannya perlu dikembangkan lagi agar lebih menari dan alurnya perlu diperjelas agar pembaca mudah memahaminya .........
    kuberi nilai 82 ya..................

    BalasHapus
  7. Cerpennya sdh bagus, cukup menarik. Tapi untuk pembukanya lebih baik digambarkan latarnya, dan konfliknya perlu di tambah agar lebih menarik.
    Buat kamu aku kasih nilai 80. jangan marah ya............

    BalasHapus
  8. wah cerpennya bagus amet..
    alurnya cukup bagus dan penokohannya cuklup bagus juga tapi masih perlu dikembangkan.
    saya beri nilai 72,5,

    BalasHapus
  9. ceritanya sudah bagus, akan tetapi konfliknya lebih dipertegang. seperti saat sang tokoh dijahili temannya, dia ditendang/ di dorong oleh temannya sehingga kuenya jatuh. dari situ pembaca dapat merasakan kesedihan yang dialami tokoh. saya beri nilai 75. semoga sukses.

    BalasHapus
  10. Cerpennya sdh bagus, tapi konfliknya masih terasa kurang lebih bagus lagi kalu ditambah lagi konfliknya. Tapi secara keseluruhan sdh cukup bagus, perlu dikembangkan. buat kang Aziz aku kasih nilai 79.

    BalasHapus
  11. cerpennya bagus,,,,,,,,,tapi konfliknya kurang, spt:
    Jualan kue tidak selamanya senang,sering anak-anak itu mengejeknya.Parman tetap diam walaupun sesungguhnya di dalam hati kesal,tetapi akhirnya mereka bosan sendiri.Mereka diam dan tidak mengejek lagi.

    ini kalau di buat konflik kan lbh baguz,,, misal, teman"y menyalahi dagangannya, dan membuangnya.............

    alurnya pun kurang.... misalnya klau di buat alur campuran: ayahnya meninggal d ceritakan kembali............

    saya kasih nilai 79........!

    BalasHapus
  12. Cerpennya sudah cukup lumayan baik,namun kamu perlu menambah ketegangan dalam konflik tersebut.
    Dan tolong karakter tokohnya diperjelas.
    Oke...

    Nilai :78

    BalasHapus
  13. Cerpen kamu sudah cukup baik,akan tetapi lebih baik lagi jika
    kamu mempertajam karakter tokohnya.
    Dan tolong konfliknya dipertajam biar agak serru,oke…
    Sekian commend dariku apabila ada salah kata saya mohon maaf.

    Nilai : 77

    BalasHapus